Rekayasa Kebiasaan di Madrasah Untuk Menumbuhkan Minat Baca
MENUMBUHKAN
MINAT BACA SISWA
Persoalan
Keinginan
untuk meningkatkan minat membaca dikalangan peserta didik di sekolah ternyata
tidak mudah mewujudkannya. Oleh karena itu,
bapak/ibu guru wajib memotivasi para siswa untuk gemar membaca sejak dini. Minat baca
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebiasan membaca. Karena apabila siswa
membaca tanpa mempunyai minat baca yang tinggi maka siswa tersebut tidak akan
membaca dengan sepenuh hati. Namun apabila siswa tersebut membaca atas kemauan
atau kehendaknya sendiri maka membaca adalah hal yang paling disukai. Salah satu penyebab rendahnya minat baca, yaitu kurang lengkapnya
sarana pembelajaran dan budaya membaca, yang akhirnya berpengaruh terhadap
prestasi siswa.
Tutorial : Cara Scan Dokumen/Berkas Menggunakan Android
Tutorial : Cara Scan Dokumen/Berkas Menggunakan Android
Kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa
Mewujudkan
budaya baca tak lepas dari langkah pembiasaan yang sangat penting dalam
meningkatkan minat membaca anak. Jika membaca sudah menjadi rutinitas harian di
sekolah dasar, maka siswa yang tadinya tidak tertarik membaca lama-lama menjadi
terbiasa. Dengan terbiasa diharapkan anak-anak akan menjadi senang membaca
dengan sendirinya. Untuk
meningkatkan minat baca, dibutuhkan kemauan dari dalam diri, motivasi guru di
sekolah, dan peran orangtua di rumah.
Strategi
yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat baca siswa antara lain dengan
mengarahkan peserta didik untuk rajin membaca buku, sebelum pembelajaran dimulai,
satu atau dua paragrap, kemudian guru memberikan pertanyaan sesuai paragraph
yang telah dibaca. Atau mengemas buku-buku dengan gambar-gambar yang menarik.
Semakin menarik gambar, semakin siswa tertarik untuk membuka dan membacanya.Juga
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca anak-anak.
Dengan suasana yang nyaman, damai, dan bebas dari kebisingan
Siswa juga
perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan selanjutnya meningkatkan
minat bacanya, dengan cara meyakini bahwa gemar membaca merupakan hal yang
terbaik untuk dapat bersaing di era global, memiliki niat yang tulus untuk
membaca, sering mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang, menambah
wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap
bulannya, memulai membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih
dahulu, mencatat setiap ada informasi penting dari buku yang dibaca,
dan having funs with book, juga book talks yakni menceritakan atau
menyampaikan informasi yang telah diperoleh setelah membaca buku kepada teman,
begitu juga sebaliknya.
Selain
peran serta guru dalam meningkatkan minat baca, orang tua pun berperan aktif
membantu menumbuhkan minat baca siswa dengan cara menyediakan waktu luang membacakan
buku untuk anak. Orang tua dapat mengajak
anak-anaknya untuk mebiasakan diri mengunjungi perpustakaan, atau mengelilingi anak-anak dengan berbagai buku bacaan dan menjadwal waktu membaca bersama keluarga.
Dengan memberikan dukungan pada berbagai aktivitas
membaca mereka, terus mengikuti perkembangan membaca anak, lebih
perhatian pada anak apakah mereka dapat membaca dengan lancar atau tidak, atau dengan memakai cara bervariasi untuk membantu anak
dalam membaca, untuk lebih meningkatkan minat baca siswa. Dan tentunya mencari pertolongan secepatnya jika
ada masalah dalam membaca.
Di madrasah kami, untuk menumbuhkan
minat baca siswa, dilakukan beberapa hal, yaitu, membuat jadwal masuk
perpustakaan setelah jam pelajaran usai, dimulai dari hari selasa sampai kamis.
Hari selasa untuk kelas 1 dan 4, rabu untuk kelas 2 dan 5, kamis untuk kelas 3 dan 6. Banyaknya buku
yang harus dipinjam adalah satu buku, dengan tema buku yang sudah ditentukan
oleh guru kelas masing-masing, baik buku pelajaran maupun non pelajaran.
Peminjaman buku di perpustakaan dibuat bervariasi temanya dalam tiap minggu,
ketika minggu pertama tentang fabel, minggu ke-dua yang berhubungan dengan mata
pelajaran, minggu ke-tiga tentang cerita rakyat, dan begitu seterusnya
Dengan didampingi guru kelas
masing-masing, seusai pulang sekolah, siswa masuk perpustakaan, memilih
buku-buku sesuai dengan tema yang sudah ditentukan, kemudian judul buku
tersebut dicatat dalam buku pinjaman. Lamanya peminjaman buku adalah satu
minggu satu buku, diawali peminjaman
buku-buku yang menarik minat baca, seperti fabel,dengan jumlah halaman yang
relatif sedikit. Mereka diharuskan membaca di rumah buku tersebut, dengan
didampingi orangtua atau saudaranya untuk kelas satu dan dua. pendampingan ini
dilakukan agar siswa benar-benar melakukan kegiatan membaca di rumah.
Seusai meminjam buku, guru
menyerahkan secarik kertas berisi pertanyaan dari bacaan. Dengan menggunakan
kata tanya secara umum, yakni kata tanya apa, siapa, di mana, kapan, dan
berapa. Siswa diwajibkan menjawab pertanyaan tersebut, dengan tulisan tangan
sendiri, kemudian membawanya pada waktu mengembalikan buku. Daftar pertanyaan
yang dibuat oleh guru bervariasi sesuai dengan temanya dalam setiap minggunya.
Dalam kesempatan lain, guru memberi tugas
membuat kalimat satu paragraf untuk kelas 3-6, yakni menulis singkat tentang
apa yang sudah dibacanya. Catatan ini disimpan oleh guru untuk dinilai, yang
pada suatu waktu akan dipresentasikan oleh siswa pada saat pelajaran dengan
tema yang sama. Hal ini dilakukan agar siswa tahu bahwa hasil belajarnya
benar-benar diperhatikan oleh guru. Dengan memberi nilai pada hasil pekerjaan
siswa, untuk selanjutnya siswa akan merasa dihargai, dan lebih bersemangat lagi
ketika ada tugas.
Hasil menulis siswa dengan nilai
bagus dipasang di papan depan kelas, agar bisa dibaca oleh teman-temannya, ini
menjadi kebanggan tersendiri bagi siswa, dan menumbuhkan motivasi bagi
teman-teman yang lain untuk banyak-banyak membaca, agar bisa mendapat nilai
baik dan bisa dipajang di papan kelas. Guru
juga memberi penghargaan (reward) terhadap tugas siswa yang memiliki nilai
tertinggi di antara temannya. Pemberian reward ini merupakan senjata ampuh
untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dalam awal pembiasaan membaca.
Hasil
Pembiasaan Membaca
Minat baca siswa mulai membaik
terutama untuk siswa yang selalu mencapai nilai maximal, namun lebih banyak
didominasi oleh siswa kelas 3 dan 4, terlihat pada saat istirahat, untuk siswa
kelas 3 dan 4 banyak yang tetap di dalam kelas untuk membaca-baca buku
pelajaran, kemudian saling tanya jawab tentang isi bacaan. Atau terkadang
tampak sedang membicarakan buku yang mereka pinjam dan saling bertukar-cerita.
Untuk siswa kelas 5 dan 6 mereka
lebih ke arah melaksanakan tugas membaca, kemudian hari berikutnya saling
menanyakan ke teman tentang tugas yang sudah dikerjakan atau belum. Sedang
untuk kelas 1 dan 2, karena buku yang dipinjam adalah lebih banyak ke buku yang
sifatnya cerita anak, untuk anak-anak yang memang pandai bercerita, mereka
cenderung mengobrol dengan temannya tentang isi cerita. Kemudian
mengekspresikannya dengan gerakan-gerakan seperti yang meraka lihat dalam
gambar dalam buku yang mereka baca.
Dan dari kesemuanya itu, ada hal
yang tampak sekali, bahwa ketika siswa harus meceritakan kembali bacaan yang
telah dibaca, untuk bacaan yang berhubungan dengan teks secara umum, mereka
cenderung lambat dan sulit mengingat, namun ketika mereka harus menceritakan
kembali tentang cerita dongeng dan sejenisnya, ingatan mereka begitu tajam ,
meskipun dalam penyampaiannya masih dengan menggunakan bahasa yang sekenanya.
Kesimpulan
Hasil dari pembiasaan membaca
sepertinya belum maximal, butuh teknik yang lebih tepat untuk meningkatkan
minat baca, terutama untuk membaca buku-buku pelajaran, karena kalau untuk
membaca buku cerita, antusias siswa luar biasa sekali, baik dalam perolehan
nilai, namun saat mempresentasikan. Daya ingat mereka lebih tajam ketika harus
menceritakan kembali cerita atau bacaan yang telah mereka baca.
0 komentar:
Post a Comment