jsjihan8@gmail.com

Pembelajaran Literasi Bahasa Indonesia


TEKNIK PEMODELAN TEMAN SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI








Latar Belakang Masalah
Membaca adalah salah satu bentuk  komunikasi secara langsung. Dengan membaca orang akan berusaha memahami isi yang tekandung dalam bacaan yang dibacanya. Salah satu keterampilan membaca di sekolah dasar adalah membaca teks puisi anak dalam bahasa Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri. Membaca puisi yang baik untuk anak sekolah dasar dilakukan dengan irama, volume suara, dan mimik gerak sesuai dengan isi puisi yang dibaca (Sukirno: 2017: 239).

Kemampuan membaca puisi anak ditentukan oleh beberapa faktor yang ada pada saat pembelajaran berlangsung, salah satunya pendekatan pembelajaran yang digunakan, strategi, metode dan teknik pembelajaran serta media yang digunakan. Oleh karena itu peranan guru dalam pembelajaran sangatlah penting. Saat membaca puisi diperlukan beberapa kemampuan diantaranya adalah kemampuan untuk memahami isi puisi yang dibaca, kemampuan pemilihan irama yang sesuai, kemampuan mengontrol volume suara dan kemampuan pemilihan mimik gerak yang sesuai dengan isi puisi.

Saat membaca puisi, siswa belajar bagaimana mengapresiasikan sebuah karya sastra yang berupa perasaan, gagasannya melalui komunikasi lisan secara puitis. Guru membantu siswa untuk memahami isi puisi yang hendak dibaca sehingga siswa dapat membacakan puisi dengan irama, volume suara, mimik gerak yang sesuai dengan isi puisi. Dengan kata lain, saat membaca puisi diperlukan beberapa kemampuan diantaranya adalah kemampuan untuk memahami isi puisi yang dibaca, kemampuan pemilihan irama yang sesuai, kemampuan mengontrol volume suara dan kemampuan pemilihan mimik gerak yang sesuai dengan isi puisi.

Dari hasil pengamatan pembelajaran yang berlangsung di kelas II MI Muhammadiyah Kranggan, menunjukkan permasalahan yang ditemukan pada saat pembelajaran bahasa Indonesia, terutama materi membaca teks puisi. Lebih dari 50% siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran membaca puisi. Hal ini tampak dari rendahnya kemampuan siswa dalam membaca puisi, saat tampil di depan kelas, siswa cenderung masih malu-malu dan tidak percaya diri untuk menunjukkan ekspresinya dalam memperagakan puisi.

Dalam prosesnya, guru sebagai contoh atau model tunggal dalam pembelajaran membaca puisi, ternyata kurang menjadi inspirasi bagi peserta didiknya, siswa kurang memperhatikan guru saat memperagakan pembacaan puisi, sehingga guru mencoba untuk menunjuk beberapa siswa yang memiliki kemampuan membaca puisi lebih baik dari yang lainnya untuk menjadi contoh / model. Dan hasilnya memang tampak sekali, bahwa siswa cenderung lenih memperhatikan temannya sendiri saat memperagakan puisi ketimbang memperhatikan gurunya.

Dari sini kemudian guru mencoba untuk menerapkan teknik pemodelan dengan teman sebaya. Salah satu faktor yang menentukan berhasilnya sebuah pembelajaran adalah  penggunaan teknik pembelajaran. Hal tersebut juga berlaku bagi pembelajaran bahasa Indonesia dalam kegiatan membaca puisi. Pemilihan teknik yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah adalah anak yang aktif dan masih senang berinteraksi dengan teman sebayanya dan senang mengajarkan kemampuan yang dimilikinya kepada teman sebayanya.

Teknik ini dapat membantu siswa dalam belajar membaca puisi secara efektif. Siswa secara langsung dapat berinteraksi dan mengamati teman sebayanya yang memiliki kemampuan yang baik dalam membaca puisi, sehingga siswa dapat mengikuti dan meniru kemampuan temannya dalam membaca puisi. Teknik ini digunakan untuk merangsang motivasi siswa dalam kegiatan membaca puisi. Selain itu, proses belajar mengajar akan terasa lebih hidup dan lebih menyenangkan bagi siswa karena siswa dapat terlibat dalam pembelajaran dan belajar dengan teman sebayanya. 

Landasan Teori
Puisi adalah sebuah karya sastra yang menitikberatkan pada keindahan bahasa dan memiliki sebuah makna tertentu. Puisi bisa juga sebagai bentuk curahan ide, gagasan dan isi hati seseorang yang menggunakan keindahan bahasa agar mampu menyentuh hati pembacanya. Waluyo (2005: 1) mendifinisakan puisi sebagai sebuah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu
dengan pemilihan kata-kata kias/imajinatif.

Puisi menurut Sayuti (2002: 12)  adalah hasil kreativitas manusia yang diwujudkan lewat susunan kata yang mempunyai makna. Menurut Supriyadi  (2006:111), manfaat membaca puisi di sekolah dasar adalah untuk belajar mengapresiasi sebuah karya sastra. Bentuk apresiasi tersebut dapat diwujudkan kegiatan mendengar serta memahami sebuah puisi, mendeklamasi, membaca dan menulis puisi anak.

Aftarudin (1984: 24) mendefinisikan membaca puisi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil sastra (puisi) dengan bahasa lisan. Membaca puisi biasa dilakukan dengan membaca nyaring atau biasa dilakukan dengan mendeklamasikannya. Oleh karena itu, kegiatan membaca puisi harus dilakukan dengan gerak dan mimik yang sesuai dengan isi puisi. Pembaca puisi tidak hanya bertugas membacakan puisi atau melisankan kata-kata saja, namun ia juga harus menyampaikan pesan dan mengekspresikan perasaan penulis dengan tepat.  Dalam membaca puisi hendaknya pembaca memerhatikan hal-hal berikut: (1) memaknai puisi secara utuh, (2) memerhatikan pengucapan lafal, tekanan, dan intonasi penyampaiannya.

Menurut Wijayanto (2002: 44-47) faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca puisi adalah sebagai berikut :
1.    Kemampuan memanfaatkan alat ucap sebagai alat komunikasi sudah sering dilakukan. Akan tetapi, memanfaatkannya untuk mengekspresikan puisi yang dibacakan merupakan masalah yang tidak mudah, pembaca harus lebih dahulu memahami puisi yang dibacanya. 
2.    Penguasaan faktor kebahasaan yaitu kemampuan dalam pelafalan kejelasan suku kata dan bunyi yang sesuai dengan jiwa dan tema puisi. 
3.    Penguasaan faktor non kebahasaan yaitu sikap mampu percaya diri dan tenang, Kedua sikap tersebut membuat pendengar menaruh kepercayaan terhadap seseorang yang membacakan puisi.

Materi pembelajaran membaca puisi di Madrasah Ibtidaiyah  kelas II semester Genap diarahkan pada Tema 5 “Pengalamanku”, subtema 3 “Pengalamanku di Tempat Bermain” dengan kompetensi dasar  4.5 yaitu Membacakan teks puisi anak tentang alam dan lingkungan dalam bahasa Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri. Dalam tujuan pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat membaca puisi tentang “Matahariku” dengan memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

Menurut Sanjaya (2006: 268) dalam pembelajaran membaca puisi, siswa yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi atau memiliki nilai yang baik dalam membaca puisi dapat diminta untuk menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. Melalui modelling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

Teman sebaya secara umum dapat didefinisikan sebagai sekelompok anak yang memiliki usia yang sama. Santrock (2007: 205) mendefinisikan teman sebaya sebagai orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama. Melalui teman sebaya inilah anak-anak dapat menerima umpan balik atau dapat mengukur tentang seberapa jauh kemampuan mereka dalam sebuah bidang.Dengan teman sebaya anak akan belajar bagaimana menyatakan dan memadukan pendapat-pendapat yang mereka miliki atau dengan kata lain anak akan lebih mudah belajar bersama. 

Santrock (2007: 206) menegaskan bahwa memasuki usia sekolah dasar, sifat timbal balik menjadi sangat penting dalam hubungan sebaya. Hubungan timbal balik tersebut memungkinkan siswa akan dapat saling membantu dalam kegiatan belajar khususnya dalam kegiatan pembelajaran membaca puisi. Anak akan belajar bagaimana membaca puisi dari temannya yang ditunjuk sebagai model, sebagai timbal baliknya siswa akan saling mengapresiasi memberi masukan dan menilai bagaimana kemampuan teman-temannya dalam membaca puisi.

Fungsi teman sebaya menurut Yusuf (2007: 60) adalah untuk saling belajar: 1) bagaimana berinteraksi dengan orang lain, 2) mengontrol tingkah laku sosial, 3) mengembangkan keterampilan, dan minat yang relevan dengan usianya, 4) saling bertukar perasaan dan masalah. Fungsi teman sebaya ini akan digunakan siswa untuk mengembangkan keterampilan membaca puisi. Fungsi interaksi dan bertukar permasalahan akan memudahkan interaksi siswa dengan temannya yang berperan sebagai model, agar dapat mengembangkan keterampilan membaca puisi.

Dalam pembelajaran membaca puisi dengan teknik pemodelan teman sebaya, langkah-langkah pembelajarannya menggunakan langkah-langkah pembelajaran CTL. Hal tersebut dikarenakan CTL memiliki komponen modelling dalam langkah-langkahpembelajarannya. kegiatan pembelajaran teknik pemodelan sesuai dengan langkah pembelajaran CTL menurut Priansa adalah sebagai berikut (Priansa, 2017: 284-286):
1.    pembelajaran pendahuluan dengan kegiatan pretest. Guru melakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan  siswa tentang materi pembelajaran yang akan diajarkan,
2.    penyampaian materi pembelajaran,
3.    penampilan peserta didik (modelling),
4.    pemberian umpan balik berupa pemberian kritik dan saran, dan 
5.     kegiatan tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan dan remidial.

Pembahasan

Salah satu karya sastra yang diapresiasikan siswa sekolah dasar adalah puisi. Penguasaan kemampuan membaca puisi yang baik di sekolah dasar tentu saja akan meningkatkan kepekaan siswa dan merupakan salah satu wadah untuk mengekspesikan ide atau gagasan. Teknik pemodelan teman sebaya merupakan teknik pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa dan menggunakan beberapa langkah khusus pemodelan dengan teman sebaya dalam kegiatan pembelajarannya. 

Berdasarkan kendala yang dihadapi pada MI Muhammadiyah Kranggan adalah kurangnya contoh atau model yang diberikan saat pembelajaran, maka guru memutuskan untuk menggunakan teknik pemodelan teman sebaya sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi anak. Teknik ini dapat membantu siswa dalam belajar membaca puisi secara efektif. Siswa secara langsung dapat berinteraksi dan mengamati teman sebayanya yang memiliki kemampuan dalam membaca puisi, dan siswa dapat mengikuti serta meniru kemampuan temannya tersebut.

Teknik pemodelan teman sebaya ini digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran membaca puisi dan untuk meningatkan kemampuan membaca puisi pada siswa kelas II MI Muhammadiyah Kranggan. Melalui teknik ini siswa akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara langsung melalui model. Selain itu pengetahuan yang didapatkan berasal dari lingkungan yang nyata atau konstektual. Teknik ini digunakan untuk merangsang motivasi siswa dalam kegiatan membaca puisi. Selain itu, proses belajar mengajar akan terasa lebih hidup dan lebih menyenangkan bagi siswa karena siswa dapat terlibat dalam pembelajaran dan belajar dengan teman sebayanya. 

Suasana pembelajaran yang dibangun juga sangat menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Kemampuan siswa dalam menyusun pengetahuannya sendiri juga akan bertambah, siswa yang berperan sebagai model akan menyusun pengetahuannya secara sistematis agar dapat menyampaikan pengetahuan tersebut secara jelas kepada temannya, kemudian siswa yang lain akan menyusun pengetahuannya sendiri melalui peragaan yang dilakukan oleh temannya (Sudjana, 2005: 156).

Teknik permodelan ini, selain meningkatkan pengetahuan siswa, pembelajaran juga menjadi lebih aktif karena melibatkan siswa secara langsung sehingga menjadi lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi siswa. Dalam teknik pemodelan ini anak akan belajar melalui pengamatan yang efektif karena siswa diberikan motivasi untuk menyimak model.

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pemodelan teman sebaya dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca puisi. Teknik ini dapat membantu siswa dalam belajar membaca puisi secara efektif. Juga dapat digunakan untuk merangsang motivasi siswa dalam kegiatan membaca puisi. Dengan teknik pemodelan teman sebaya, kegiatan membaca puisi menjadi lebih menarik dan menyenangkan.





0 komentar:

Post a Comment


Total Pageviews

Popular Posts